Gatomon - Digimon
Get Gifs at CodemySpace.com

Sabtu, 06 Oktober 2012

META ANALISIS


Meta Analysis

I.                   PENDAHULUAN

Trend terkini dari penelitian sintesis adalah melakukan analisis terhadap sebuah analisis yang telah ada sebelumnya,yaitu penelitian-penelitian terdahulu. Metode inilah yang disebut meta analysis.Dibandingkan dengan 3 metode review artikel lainnya (Narrative Review,Descriptive Review, dan Vote Counting), meta-analysis merupakan metode yang paling konsern pada pendekatan kuantitatif.

Meta-analysis lebih tidak bersifat subjektif dibandingkan dengan metode tinjauan lain. Meta analysis tidak fokus pada kesimpulan yang didapat pada berbagai studi, melainkan fokus pada data, seperti melakukan operasi pada variabel- variabel, besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel. Untuk mensintesis literatur riset, meta-analysis statistikal menggunakan hasil akhir dari studi-studi yang serupa seperti ukuran efek, atau besarnya efek. Fokus pada ukuran efek dari penemuan empiris ini merupakan keunggulan meta-analysis dibandingkan dengan metode tinjauan literatur lain.

Meta-analysis memungkinkan adanya pengkombinasian hasil-hasil yang beragam dan memperhatikan ukuran sampel relatif dan ukuran efek. Hasil dari tinjauan ini akurat mengingat jangkauan analisis ini yang sangat luas dan analisis yang terpusat. Meta-analysis juga menyediakan jawaban terhadap masalah yang diperdebatkan karena adanya konflik dalam penemuan-penemuan beragam studi serupa.

II.                 PEMBAHASAN
A.     Pengertian Meta Analisis
Beberapa pengertian Meta Analysis yang dikemukakan oleh ahli: Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981).  Dengan kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode  statistik dari beberapa hasil penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya.Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.

Meta analisis adalah suatu analisis integratif sekunder dengan menerapkan prosedur statistik terhadap hasil-hasil pengujian hipotesis penelitian.  Menurut Glass (1981), analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki.  Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting terhadap riset dan kegiatan evaluasi.Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.

Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis,  menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti(Sugiyanto,2004). Lebih lanjut dikatakan oleh Sutjipto (1995) bahwa meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.


B.       Tujuan Meta Analisis

·         Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar variabel
·         Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi (estimasi atau uji hipotesis)
·         Melakuka kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounder) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan

C.       Jenis-jenis Meta Analisis

Meta-analysis mulai berkembang  dikenalkan oleh Glass tahun 1976.
1.      Analysis of Moderator Effects
Berikut ini adalah Metode umum dalam Detecting/Assessing Moderator Effects
·         Graphing – OLS regression
·         Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression
·         Variance analysis – Partition test
·         Outlier test
2.      Mediator Assessment Methods
Merupakan teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect, yaitu:
·         mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis
·          studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size
·         Meta-analisis Kumulatif
3.       Meta Analisis Kumulatif
Salah satu bentuk meta-analisis yang relatif baru adalah apa yang disebut meta-analisis kumulatif. Pada teknik ini hasil meta-analisis tidak dinyatakan dalam simpulan akhir, namun dibiarkan `terbuka', menunggu evidence lain dari penelitian serupa yang memenuhi kriteria. Data baru tersebut dimasukkan ke dalam metaanalisis, dan dihitung rasio odds-nya, demikian seterusnya setiap kali ada publikasi terbaru dan memenuhi kriteria pemilihan, data yang tersedia dimasukkan ke dalam meta-analisis. Teknik ini biasanya dipergunakan untuk studi meta-analisis terhadap suatu topik yang tidak banyak dilaporkan dalam literatur

D.     Metode Meta Analisis
Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya  Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1)      Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
2)      Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
3)      Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
4)      Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.
Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang  paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.
Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:
1.  Kesalahan pengambilan sampel
2.  Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
3.  Kesalahan pengukuran pada variabel independent
4.  Dikotomi variabel dependen
5.  Dikotomi variabel independent
6.  Variasi rentangan dalam variabel independent
7.  Artefak atrisi
8.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
9.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
10.Kesalahan pelaporan atau transkripsi
11.Varians yang disebabkan oleh faktor luar.
Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.  Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
b.  Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
   1). Menghitung mean korelasi populasi
   2). Menghitung varians rxy  
   3). Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
   4). Dampak pengambilan sampel
c.   Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
  1). Menghitung mean gabungan
  2). Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
  3). Interval kepercayaan
  4). Dampak variasi reliabilitas
Pada contoh aplikasi meta analisis nantinya akan dijelaskan rumus-rumus yang digunakan dalam metode Hunter and Schmidt. 

III.              KESIMPULAN
Meta-analisis adalah teknik statistika yang dimaksudkan untuk menggabungkan dua atau lebih penelitian orisinil yang dapat digabungkan. Meta-analisis dapat dipandang sebagai bagian dari review article yang dilakukan secara sistematis (disebut systematic review) yang menggunakan analisis stat istika formal. Meta-analisis dipandang sebagai penelitian tersendiri, dan digolongkan dalam penelitian observasional retrospektif. Subyek penelitian pada meta-analisis adalah laporan penelitian orisinal, baik yang sudah dipublikasi maupun yang belum (tidak) dipublikasi.
Penyusunan meta-analisis harus diawali dengan usulan penelitian yang menyebut tujuan hipotesis, serta kriteria inklusi & eksklusi studi yang hendak dilakukan meta-analisis. Penelusuran subyek harus dilakukan dengan bantuan komputer, namun harus pula dilengkapi dengan handsearching. Salah satu keuntungan meta-analisis adalah diperoleh 'studi baru' dengan jumlah subyek yang besar sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih definitif. Kelemahannya terletak pada masalah teknis yakni penggunaan statistika yang tepat untuk penggabungan data.

DAFTAR PUSTAKA

Selasa, 02 Oktober 2012

CARA PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN


KESIMPULAN YANG KAMI DAPAT DARI 5 ARTIKEL YANG KAMI BACA BERJUDUL
“PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN”


            Bahan ajar merupakan media penting bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa bahan ajar, tampaknya guru akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada prinsipnya, guru harus selalu menyiapkan bahan ajar dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
            Pada umumnya, bahan ajar telah tersedia di berbagai toko buku. Bahan ajar yang dikemas dalam bentuk buku teks pelajaran ditulis oleh para pakar dan praktisi dari latar mata pelajaran atau bidang studi. Menulis bahan ajar tidak boleh dilakukan sembarangan, tetapi harus mengikuti kaidah penulisan bahan ajar yang standar. Oleh karena itu, tidak semua guru mengetahui dan memahami bagaimana menulis atau menyusun bahan ajar yang baik.

A.    APA ITU BUKU TEKS
           
Pengertian buku teks telah banyak dikemukakan para ahli, Tarigan dan Tarigan (1993: 11-13) menyimpulkan;  (a) buku teks itu selalu merupakan  buku pelajaran yang ditujukan  bagi siswa pada jenjang pendidian tertentu; (b) buku teks itu selalu berkaitan dengan  bidang studi tertentu; (c) buku teks itu selalu menampilkan  buku yang standar       (d) buku teks itu biasanya disusun dan ditulis oleh para pakar; (e) buku teks itu ditulis untuk tujuan pembelajaranl tertentu; (f) buku teks biasanya juga dilengkapi  dengan sarana pembelajaran; dan (g) buku teks itu selalu ditulis untuk menunjang sesuatu program pembelajaran.
            Menurut Kamaruddin (1999:1), bahan ajar bukan sekadar alat bagi guru untuk mengajar siswa. Namun, yang lebih penting ialah buku  sebagai sumber yang digunakan siswa agar ia belajar. Bahan ajar pada umumnya dikemas  ke dalam buku ajar atau buku teks. Buku teks hendaknya terpaut dengan  kurikulum yang dioperasikan pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Buku teks yang digunakan seyogianya mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

B.     PRINSIP- PRINSIP PEMBUATAN BUKU TEKS PELAJARAN

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku  antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan
·         Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai
·         Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.
·         Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya


C.    KETENTUAN KETENTUAN PEMBUATAN BUKU TEKS PELAJARAN
Buku merupakan sekumpulan informasi pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman atau sumber pengetahuan, maka dalam penulisan buku teks Pelajaran diperlukkan beberapa ketentuan agar buku yang disusun memberikan informasi yang utuh, adapun ketentuannya adalah :
·         persyaratan yang berkaitan dengan isi
1.      Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat
2.      Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
3.      Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
4.      Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5.      Sesuai dengan jenjang dan sasararan
6.      Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
7.      Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara
·         Persyaratan  penyajian
1.      Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
2.      Ualing memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual
3.      Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
4.      Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
5.      Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
6.      Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal
·         Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa
1.      Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
2.      Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan  sasaran pembaca
3.      Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman
4.      Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan
·         Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
1.      Relevan degan konsep, prinsip yang disajikan.
2.      Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
3.      Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
4.      Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi

D.    BAGIAN-BAGIAN DARI BUKU TEKS PELAJARAN
Umumnya  buku terdiri dari tiga bagian yang mencakup :
·         Bagian awal yang berisi :
1.      Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit.
2.      Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul,  tahun terbit, nama depertemen
3.      Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4.      Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.

·         Bagian isi
Bagian ini berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab, dalam setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan rangkuman dan latihan soal.
·         Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
1.      lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
2.      Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca
3.      Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
1.      Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
2.      kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :
Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
1.      Indeks : pencantuman  indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb :
1)     entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut
2)     entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama
3)     entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada,
Contoh : 
alkohol, 12
formalin, 35

E.     SISTIMATIKA PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN
Penulisan buku teks pelajaran hendaknya didahului dengan penyusunan kerangka penulisan. Kerangka penulisan disusun berdasarkan kosep dasar ilmu yang bersangkutan, sesuai dengan tema dan judul yang akan ditulis.
Penulis buku teks pelajaran  hendaknya berpedoman pada kerangka penulisan yang telah disusun , oleh karena itu kerangka harus lengkap dan rinci untuk mempermudah penulisan, isi naskah terdiri dari bab atau unit,setiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi dan dilengkapi dengan judul bab. Pecahan bab yang disebut subbab ditulis dengan nomor huruf arab.
F.     PENGGUNANAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN
Penulisan buku teks pelajaran hendaknya menggunakan bahasa jelas, tepat formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas`dan tepat, kalimat yang tidak berbelit belit dan struktur alinea yang runtut,kelugasan dan keformalan gaya bahasa digunakakan dengan menggunakan kalimat fasif, hindarilah pengunaan kata kata sepeti saya kami,  kemudian tuliskan kegiatan yang dilakukan penulis, seperti penulis atau peneliti tapi inipun hindari sesedikit mungkin.dalam menggunakan bahasa Indonesia baku hendaknya memperhatikan :
·         Kaidah  Bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan yang   disempunakan (EYD)
·         Penerapan kaidah Ejaan
·         Pemakaian tanda baca


G.    PENGETIKAN NASKAH BUKU TEKS PELAJARAN
Dalam pengetikan naskah diktat ada beberapa hal yang harus diperhatikan kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS putih, ukuran kuarto atau polio tergantung selera tetapi umunya ukuran kuarti, mbidang pengetikan pun berjaeak  4 cm dari tepi kiri, dan 3 cm tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah, sebuah alinea tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat kurang dari tiga baris.
Diktat ditulis dengan computer yang baku baik jenis huruf maupun ukuran hurufnya, pengetikan dengan menggunakan rata kanan dan tidak boleh mengorbankan aturan spasi atarkata dalam teks. pelajaran
Awal alinea diketik npada ketukan keenam dari batas kiri bidang pengetikan . sesudah tand baca titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong. Istilah tertentu yang belum lazim ditulis digaris bawahi atau ditulis dengan huruf miring. Dalam pengetikan juga harus diperhatkan antara lain :
·         Jenis dan ukuran huruf
·         modus huruf
·         spasi
·         tablel dan gambar

H.    ILUSTRASI DAN PERWAJAHAN
Buku  teks walaupun dibuat oleh seorang guru, maupun widyaiswara yang pada jaman komputer belum banyak dipergunakan ilustrasi dibuat dengan gambar maupun foto dilakukan oleh tenaga ahli tertentu yang biasa desebut ilustrator, tetapi setelah komputer banyak digunakan, karena fasilitas untuk pemakaian ilustrasi ada pada komputer , ilustrasi bisa ditulis dan diatur sendiri, karena pengeditan dan perancangan wajah sudah ada fasilitasnya dalam hal ilisutrasi seorang penulis buku teks haris memperhatikan masalah masalah :
·         Format buku teks  pelajaran agar enak dibaca
·         Tata letak untuk mempermudah pemahaman isi buku dan mendapatkan kenyamanan membaca.
·         Tipografi yang menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris, ukuran huruf
·          ilustrasi agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata dapat disajikan dengan gambar, ilustrasi sangat menarik jika berupa foto foto yang berwarna..

I.       PETUNJUK TEKNIS PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN
Untuk melakukan penulisan buku teks, dibawah ini ada beberapa    petunjuk praktis yang dapat dijadikan pedoman penulisan antara lain
·         Hal hal yang harus diperhatikan :
1.      berilah jarak 3 spasi antara  table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2.      judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table atau gambar
3.      tepi kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
4.      tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
5.      Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
6.      Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten
·         Hal hal yang tidak boleh dilakukan :
1.      Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab
2.      Tidak boleh memotoing table atau gambar
3.      Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
4.      Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5.      Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
6.      Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
7.      Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
8.      Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir
J.     Berikut beberapa tips yang diperlukan bagi siapa saja yang akan menulis buku teks pelajaran.

1.       Pahami dan kuasai terlebih dahulu kurikulum. Meskipun kurikulum hampir setiap tahun berubah. Namun, itu menjadi acuan utama, agar isi buku nantinya tidak melenceng jauh dari kurikulum.
2.       Menulislah buku teks berdasarkan latarbelakang pendidikan kita. Bila Anda lulusan Pendidikan Biologi menulislah buku teks pelajaran Biologi. Demikian pula bila Anda lulusan pendidikan agama Islam, menulislah buku PAI. Secara tidak langsung itu akan memudahkan Anda dalam menulis.
3.       Bila Anda kesulitan menulis sendiri, mintalah kolega guru yang mengajar pelajaran yang sama untuk menulis bersama. Ini dimungkinkan, karena buku pelajaran membenarkan hasil karya beberapa orang.
4.       Kirimkanlah ke pusat perbukuan bila memang ingin mendapatkan penilaian dan dibeli hak ciptanya oleh pemerintah. Atau bila dikirimkan ke penerbit, kirimkanlah ke penerbit yang memang menerbitkan buku pelajaran.
5.       Bila telah diterima oleh penerbit. Pantau dan senantiasa berkomunikasi dengan penerbit sejauh mana perkembangannya. Agar bila nantinya tidak diterbitkan maka dapat dipindahkan ke penerbit lainnya.
6.       Selain naskah, hendaknya disertai dengan foto-foto yang mendukung. Buku teks pelajaran sekarang ini tidak diperbolehkan untuk menggunakan ilustrasi berupa gambar (lukisan). Tetapi menggunakan foto. Dalam buku pelajaran olahraga, gerak dan contoh harus menggunakan foto. Demikian juga untuk menjelaskan mengenai tumbuhan.
7.       Turutlah mengedit tulisan dengan editor penerbit. Karena ada juga penerbit yang tidak memiliki editor khusus buku pelajaran. Misalnya, nama-nama latin dalam pelajaran biologi misalnya, oriza sativa atau oriza satifa? Atau penulisan nama orang, apakah Archimides atau Archimedes?
8.       Selain tulisan ada juga penanda atau lambang tertentu pada pelajaran tertentu. Misalnya tanda sigma, sinus, kubik, dll.
9.       Apabila diperlukan, mintalah editor ahli dari pihak luar. Misalnya dari ahli bahasa untuk pelajaran bahasa, atau guru besar biologi, fisika, matematika, dll

K.  Penulisan Buku Text Pelajaran Menurut Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia
BAB V
PENULISAN NASKAH BUKU

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 33
Penulisan naskah buku meliputi penulisan, penerjemahan, penyaduran, pengilustrasian, perancangan tata letak, dan penyuntingan.
Pasal 34
Naskah buku meliputi karangan asli, terjemahan, saduran, dan ciptaan lain.
Bagian Kedua
Penulisan

Pasal 35
(1)     Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat  dapat memberikan bantuan dana untuk pembuatan penulisan buku yang dilakukan oleh penulis dalam bentuk hibah.
(2)     Penggunaan bantuan dana hibah oleh penulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan perjanjian hibah dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 36
(1)     Penulisan naskah buku teks pendidikan formal dan pendidikan non-formal ditulis oleh ahli di bidangnya oleh perorangan atau kelompok, dengan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan buku teks.
(2)     Ketentuan lebih lanjut mengenai kaidah-kaidah penulisan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga
Penerjemahan

Pasal 37
Naskah hasil penerjemahan harus sesuai dengan makna dalam bahasa aslinya.

Pasal 38
Buku yang diterjemahkan untuk keperluan pendidikan diutamakan untuk meningkatkan akhlak mulia, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kebudayaan.

Pasal 39
Penyeleksian buku yang akan diterjemahkan dengan biaya APBN atau APBD dilaksanakan oleh Badan Perbukuan.

Bagian Keempat
Penyaduran

Pasal 40
Naskah hasil penyaduran harus sesuai dengan makna dalam bahasa aslinya.

Pasal 41
Buku yang disadur untuk untuk keperluan pendidikan diutamakan untuk meningkatkan akhlak mulia, pendidikan karakter, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kebudayaan.
Pasal 42
Penyeleksian buku yang akan disadur dengan biaya APBN atau APBD dilaksanakan oleh Badan Perbukuan.

Bagian Kelima
Pengilustrasian

Pasal 43
(1)     Pengilustrasian buku mencakup pengilustrasian dari segi kulit dan isi buku.
(2)     Pengilustrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disesuaikan dengan peruntukan buku.

Bagian Keenam
Penyuntingan

Pasal 44
Naskah hasil penyuntingan harus sesuai dengan makna naskah aslinya.

Pasal 45
Penyuntingan naskah buku dapat dilakukan dari segi gagasan, bahasa, dan ilustrasi tanpa mengubah makna aslinya.

            Salah satu usaha untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah  menulis bahan ajar dan buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.  Guru mesti selektif dalam memilih buku yang layak dan berkualitas.  Untuk memacu kreativitas guru, dimungkinkan pula untuk menulis buku teks pelajaran. Penulisan buku teks pelajaran  harus mengacu pada rambu penilaian  yang telah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk) dan Badan Standar Nasional Pendidikan.
Dari artikel yang kami kutip dari internet, dapat kami simpulkan bahwa dalam proses penulisan buku terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain prinsip relevansi (keterkaitan), konsistensi (keajegan) dan kecukupan (materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan). Dalam penulisan buku text pelajaran terdapat Ketentuan-ketentuan dalam pembuatan buku teks pelajaran tersebut, ketentuannya berupa : persyaratan yang berkaitan dengan isi, penyajian, bahasa dan ilustrasi. Umumnya buku text pelajaran terdiri dari tiga (3) bagian yang mencakup :
·         Bagian awal yang berisi : halaman cover, halaman judul , daftar isi, dan daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
·         Bagian isi, dan
·         Bagian akhir Pada bagian akhir biasanya berisi antara lain : lampiran, glosarium (jika ada), kepustakaan.


Sumber

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Topik                           : Pengalaman Menulis Buku Pelajaran
Narasumber                : Drs. Mochtar M.Noor MPd
Waktu                          : Pukul 13.00 – 13.30 WIB
Tempat                        : Sekretariat Jurursan Teknologi Pendidikan
Hasil Wawancara        :
Kenangan Menulis Buku Penunjang Perkuliahan

Siang itu merupakan hari yang cukup panas di salah satu kampus negeri di Jakarta. Tepatnya di Universitas Negeri Jakarta Kampus A. Hiruk Pikuk para mahasiswa, dosen serta para pekerja bangunan yang sedang membangun beberapa gedung baru hari itu tak menyurutkan mereka menjalani kegiatan mereka masing-masing. Kampus A Universitas Negeri jakarta (disingkat UNJ) lebih tepatnya di Fakultas Ilmu Pendidikan terlihat cukup ramai siang itu karena satu jam yang lalu telah usai perkuliahan. Para penghuni Fakultas Ilmu Pendidikan (atau lebih sering disebut dengan FIP) menyibukkan diri dengan beribadah dan makan siang sebelum memulai kembali aktivitas perkuliahan yang cukup berat.

Salah satu dosen FIP, lebih tepatnya dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (atau biasa disingkat TP) yaitu bapak Mochtar, tengah beristirahat melepas lelah sambil bercengkrama dengan teman sesama dosennya di ruang Sekretariat Jurusan TP (atau Sekjur TP) siang itu. Karena beliau saat itu cukup senggang, maka kami dengan hati-hati dan sopan meminta izin kepada beliau untuk kami wawancarai mengenai pengalaman beliau menulis buku teks pelajaran atau buku teks kuliah. Beliau memberi izin kami dengan senang hati.

Sebelumnya, kami ingin membahas sedikit mengenai Pak Mochtar tersebut. Beliau merupakan salah satu tim dosen di jurusan TP yang bisa dikatakan cukup senior. Pada semester ini tepatnya semester 097, beliau mengampu beberapa mata kuliah, salah satunya yaitu Pemanfaatan Media Audio.

Beliau memulai menulis buku sudah cukup lama, sehingga saat menceritakan pengalamannya kepada kami, beliau tidak ingat dengan tepat kapan memulai menulis buku. Tapi beliau ingat buku pertama yang ditulisnya, berjudul “Kemamouan Dasar Mengajar”. Beliau menulis buku tersebut dilatar belakangi oleh permintaan fakultas sebagai bahan ajar perkuliahan. Beliau berkata bahwa menulis buku tersebut membutuhkan waktu berkisar 6 bulan lamanya.

Beliau juga membagi kiat-kiat menulis buku teks perkuliahan. Sebelum menulis sebuah buku teks perkuliahan, beliau harus mempunyai buku sumber minimal 5, membuat garis besarnya berupa tujuan pembuatan buku, sasaran pembaca buku. Beliau juga berkata kemampuan yang harus dikuasai dalam pembuatan buku yaitu penguasaan pada materi yang akan dimasukkan ke dalam buku, bahasa yang baik dan mudah di mengerti bagi si pembaca atau sasaran pembaca serta penguasaan dalam hal media yang akan digunakan yaitu komputer atau laptop atau netbook. Dengan melakukan hal-hal tersebut, beliau tidak mengalami kesulitan dalam menulis buku tersebut.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam menulis buku teks perkuliahan menurut pak Mochtar yaitu menyalin buku lain tanpa menulis dari sumber mana. Karena jika hal tersebut dilakukan sama saja kita melakukan plagiat, itulah yang beliau katakan.

Beliau juga bercerita bagaimana bukunya terbit. Awalnya, beliau menyiapkan apa saja yang akan membantunya dalam menulis buku teks perkuliahan. Setelah semua siap, mulailah beliau menulis teks perkuliahan. Setelah selesai, draft yang telah dibuat oleh beliau, beliau berikan kepada fakultas karena sebenarnya fakultaslah yang memberikan tugas pada beliau untuk membuat buku teks perkuliahan sebgaia bahan ajar perkuliahan. Setelah sampai di fakultas, akhirnya diterbitkanlah buku tersebut. Beliau berkata selain buku yang berjudul “ Kemampuan Dasar Mengajar”, beliau juga menulis buku yang berjudul “Strategi Diklat”.

Setelah hampir setengah jam beliau dan kami berbincang mengenai pengalaman beliau menulis buku,kami pun menyudahinya karena waktu terus berjalan dan kami merasa cukup. 


Disusun Oleh :
Chatarina Retno, Irlianti Alfani, dan Ratna Rahmawati