Gatomon - Digimon
Get Gifs at CodemySpace.com

Jumat, 24 Desember 2010

MEMBEDAKAN PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DENGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

OLEH
DYAH RAHAYU WIDIARNI
TITIN SETIYOWATI
EKA ELDIA



UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM AKTA IV
U I  J
2008
PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang. Dalam arti kata pembangunan hanya dapat dilakukan oleh bangsa yang telah dipersiapkan untuk membangun negaranya melalui pendidikan. Karena pada hakekatnya pendidikan merupakan cermin peradaban suatu bangsa. Bangsa yang peradabannya tinggi ditandai dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi bagi warga negaranya.

Tingkat pendidikan yang tinggi bergantung pada mutu pendidikan yang mana berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Dewasa ini para ahli berusaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar itu menjadi suatu ilmu atau teknologi yang dapat dikenal dan dikuasai langkah-langkahnya. Disinilah peran teknologi pendidikan sangat diperlukan.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan teknologi pendidikan ? Pada awalnya pengertian teknologi pendidikan adalah sama dengan teknologi dalam pendidikan, yaitu sarana yang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar seperti computer, overhead projector, tv, video tape recorder, dll.

Kemudian sesuai dengan perkembangan jaman ada beberapa pendapat dengan apa yang dimaksud dengan teknologi pendidikan. Menurut Komisi Definisi dan Terminologi AECT ( Association for Educational Communication and Technology ) teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

Di lain pihak ada yang berpendapat teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Di sini yang diutamakan adalah proses belajar itu sendiri, disamping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Jadi teknologi pendidikan itu mengenai software maupun hardwarenya. Software berupa menganalisis dan mendisain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya. Sedangkan hardwarenya adalah alat peraga, alat pengajaran audio visual aids atau instructional aids seperti radio, film opaque projector, overhead projector, tv, video tape recorder, computer, dll.

Adapula yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode penyelesaian masalah dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern ataupun tanpa alat-alat tersebut.


Pendapat lain mengatakan teknologi pendidikan merupakan kajian dan praktek untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.

Dari beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa pengertian teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan (proses pemecahan masalah dalam masalah pendidikan).

Masalah pendidikan yang paling mendasar dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu : masalah pemerataan, masalah mutu, masalah efektifitas dan relevansi, dan masalah efisiensi. Masalah-masalah inilah yang harus dapat dipecahkan oleh teknologi pendidikan. Untuk masalah pemerataan pendidikan di Indonesia, pemerintah dengan teknologi pendidikan berusaha mengatasinya dengan cara :
  1. Konvensional
1.    membangun gedung sekolah seperti SD Inpres
2.    menggunakan gedung sekolah untuk sekolah pagi dan sore (sistem double shift)
  1. Inovatif
1.    Sistem pamong, yaitu sistem pendidikan yang bersifat masal. Dalam sistem ini pendidikan dilakukan oleh masyarakat, orangtua, dan guru. Pendidikan dimulai dari keluarga dimana yang sudah bisa mengajari yang belum bisa. Sistem ini dirintis di Solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi yang lain, seperti di Riau.
2.    Sistem SD Kecil pada daerah terpencil. Sistem SD Kecil ini merupakan hasil pengembangan dari sistem pamong.
3.    Sistem Guru Kunjung.
4.    Sistem belajar jarak jauh, yaitu usaha pendidikan yang bertujuan memperluas pendidikan di luar kelas. Realisasinya dengan adanya SMP terbuka, SMA  terbuka, Universitas terbuka. Terbuka disini artinya terbuka semua yaitu kapanpun, siapapun, dimanapun, berapapun usianya bisa mendaftar di sekolah terbuka. Namun pada pelaksanaannya pendidikan dengan sistem ini dimana peserta didik belajar dengan menggunakan modul lebih cocok diterapkan pada karyawan yang sehari-hari sudah terbiasa mandiri.
5.    Sistem Televisi pendidikan, yaitu pemanfaatan media televisi dalam membantu kegiatan pendidikan di luar sekolah. TVRI secara berkala dan teratur menyiarkan acara pendidikan untuk anak-anak sekolah.
6.    Sistem Kejar Paket A dan B

Kita berharap ke depannya teknologi pendidikan dapat merumuskan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih berkualitas bagi kemajuan pendidikan bangsa Indonesia.





TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Pada hakikatnya teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin yang berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada serangkaian prinsip dan menggunakan berbagai macam pendekatan. Masalah belajar terdapat di mana saja, pada siapa saja (orang maupun organisasi), kapan saja dan mengenai apa saja. Pengertian atau definisi teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar.
Prinsip-prinsip yang dijadikan landasan teknologi pembelajaran adalah :
  1. Lingkungan kita senantiasa berubah. Perubahan itu ada yang direkayasa, ada yang dapat diperkirakan, namun sebagian besar tidak dapat kita ketahui sebelumnya.
  2. Jumlah penduduk semakin bertambah, meskipun dengan prosentase yang mengecil. Mereka semua perlu belajar, dan belajar itu berlangsung untuk seumur hidup dan di mana saja, darimana saja.
  3. Sumber-sumber semakin terbatas, karena itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin. Selain itu harus diciptakan sumber baru, dan didayagunakan sumber yang belum terpakai (idle).
  4. Adalah hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal mungkin, selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
  5. Masyarakat berbudaya teknologi, yaitu bahwa teknologi merupakan bagian yang tertanam dan tumbuh dalam setiap masyarakat dengan kadar yang berbeda.
  
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam teknologi pembelajaran adalah :
  1. Pendekatan isomeristik, yaitu yang menggabungkan berbagai kajian / bidang keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik, dan lain-lain) ke dalam suatu kebulatan tersendiri.
  2. Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan.
  3. Pendekatan sinergestik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri.
  4. Pendekatan sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh atau komprehensif.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa teknologi pembelajaran tidak hanya berkepentingan dengan masalah belajar pada persekolahan atau lembaga kependidikan dan latihan, melainkan juga masalah belajar pada organisasi termasuk keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan.

Semua bentuk teknologi, termasuk teknologi pembelajaran, adalah sistem yang diciptakan manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Pada hakikatnya, teknologi itu bebas nilai namun dalam penggunaannya sarat dengan aturan nilai dan estetika.

Menurut Habibie (1991) teknologi agar dapat menghasilkan nilai tambah harus memenuhi tiga kriteria, yaitu :
  • Mempunyai landasan teori untuk pengembangannya
  • Mengandung cara khusus
  • Dapat digunakan untuk mengatasi problem kongkret.
Dalam hal teknologi pembelajaran, problem kongkret yang dihadapi adalah masalah belajar pada manusia sebagai pribadi/individu. Karena setiap individu mempunyai cara/pola belajar yang berbeda-beda, yaitu :
    1. Pola belajar visual, yaitu lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui indra penglihatan .
    2. Pola belajar auditorial, yaitu lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui indra pendengaran.
    3. Pola belajar kinestetik, yaitu lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui sentuhan dan gerakan. 

Cakupan dalam teknologi pembelajaran lebih kecil dan merupakan bagian dari suatu sistem pendidikan. Jika teknologi pendidikan sebagai suatu sistem kita ibaratkan sebagai tubuh kita, maka teknologi pembelajaran sebagai sub sistem dapat kita ibaratkan sebagai anggota tubuh dan organ-organ yang ada di dalamnya. Apabila salah satu sub sistem mengalami gangguan maka sub sistem yang lainpun akan mengalami gangguan pula sebagai dampak dari terganggunya salah satu sub sistem tadi. Yang pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya sistem sehingga tidak dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pembelajaran secara konseptual mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan organisasi belajar dalam bentuk :
v  Pengetahuan tentang pemecahan masalah belajar baik pada perorangan maupun pada keseluruhan organisasi.
v  Penyediaan tenaga kerja profesi (praktisi maupun akademisi) yang mampu mengintervensi organisasi agar dapat dan mau belajar.
v  Aneka sumber belajar yang sengaja dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi.
v  Sistem informasi yang diperlukan agar organisasi dapat memperoleh akses atas informasi yang terbaru secara tepat.











KESIMPULAN

1.    Istilah teknologi pendidikan dipakai bergantian dengan istilah teknologi pembelajaran, karena mempunyai pengertian yang sama. Yang membedakan adalah cakupan pemecahan masalahnya, dimana cakupan teknologi pendidikan lebih luas (skala nasional) sedangkan teknologi pembelajaran cakupan pemecahan masalah hanya pada aspek-aspek di kelas / sekolah (perorangan dan organisasi). Jadi inti dari teknologi pembelajaran adalah pemecahan masalah belajar pada individu. Oleh karenanya disiplin ilmu yang paling berpengaruh pada teknologi pembelajaran adalah ilmu psikologi, baru diikuti oleh ilmu-ilmu yang lain.

2.    Tujuan utama teknologi pendidikan / pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran, dan untuk meningkatkan kinerja. Untuk itu digunakan pendekatan sistemi (pendekatan yang holistik / komprehensif) bukan pendekatan yang bersifat parsial.

3.    Teknologi pendidikan / pembelajaran meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.

4.    Teknologi pendidikan / pembelajaran bergerak dalam semua aktifitas manusia sejauh masih berkaitan dengan upaya memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja.

5.    Teknologi yang dimaksud di sini adalah teknologi dalam arti yang luas, yaitu teknologi fisik (hardware) dan teknologi lunak (software).










        



















REFERENSI

  1. Kasan, Tholib, 2005. “Dasar-dasar Pendidikan”, Jakarta : Studia Press.

  1. Majid, Abdul, 2006. “Perencanaan Pembelajaran”, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

  1. Miarso, Yusufhadi, 2007. “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan”, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

  1. Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo, 2005. “Pengantar Pendidikan”, Jakarta : PT Rineka Cipta.

  1. Uwes Anis Chaeruman, “ Instructional Technology : What is it ? ”, 2008, http://fakultasluarkampus.net

  1. www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid

1 komentar: